Rabu, 15 Juli 2020

Penggunaan Layanan Sistem Informasi yang Efektif dan Cepat Tanggap Terhadap Permasalahan Aplikasi yang digunakan User


   

     Manajemen Layanan Sistem Informasi adalah manajemen melakukan atau melaksanakan pelayanan dalam suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

      ITSM umumnya berkaitan dengan “back office” atau masalah operasional manajemen teknologi informasi (kadang-kadang dikenal sebagai arsitektur operasi), dan tidak berurusan dengan perkembangan teknologi. Sebagai contoh, proses menulis perangkat lunak komputer untuk dijual, atau merancang sebuah mikroprosesor tidak akan menjadi fokus disiplin, namun yang menjadi perhatiannya adalah sistem komputer yang digunakan oleh pemasaran dan staf pengembangan bisnis di perusahaan baik berupa perangkat lunak dan atau perangkat kerasnya. Banyak perusahaan non-teknologi, seperti di industri keuangan, ritel, dan perjalanan, memiliki sistem teknologi informasi yang signifikan yang tidak mengenai kebutuhan pelanggannya.
      Dalam hal ini, ITSM dapat dianggap atau dianalogikan sebagai perencanaan sumber daya perusahaan/Enterprise Resource Planning(ERP) untuk IT – meskipun akar sejarah dalam operasi TI membatasi penerapannya di seluruh kegiatan besar TI lainnya, seperti IT manajemen portofolio dan rekayasa perangkat lunak
Kerangka Kerja pada Sistem Informasi

1.      Konsep dasar : mencangkup bisnis , teknis, dan manajerial berbagai komponen dan peranan layanan SI.
2.  Teknologi Informasi : pengembangan dan berbagai isu manajemen (hardware, software, jaringan)
3.   Aplikasi bisnis : penggunaan utama nya untuk operasi , manajemen, dan keunggulan kompetitif.
4. Proses pengembangan : bagaimana para praktisi dan pakar informasi merencanakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem informasi untuk peluang bisnis.
5.      Tantangan manajemen : untuk secara efektif dan etis mengelola teknologi pada tingkat pemakai akhir.



Metode Manajemen Layanan Sistem Informasi
Metode yang digunakan Manajemen Layanan Sistem Informasi :
1.      Total Quality Management (TQM)
     TQM adalah strategi manajemen yang ditunjukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi.
2.      Six Sigma
       Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality Management (TQM), sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan menghilangkan biaya.
3.      Business Process Management (BPM)
         BPM adalah suatu metode penyelarasan secara efisien suatu organisasi dengan keinginan dan kebutuhan organisasi tersebut. BPM merupakan suatu pendekatan manajemen holistic untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi bisnis seiring upaya untuk mencapai inovasi, fleksibilitas dan integrasi dengan teknologi.
4.      Capability Maturity Model Integration (CMMI)
         CMMI adalah suatu pendekatan perbaikan proses yang memberikan unsur-unsur penting proses efektif bagi organisasi. Praktik-praktik terbaik CMMI dipublikasikan dalam dokumen-dokumen yang disebut model, yang masing-masing ditunjukan untuk berbagai bidang yang berbeda.
Manfaat Manajemen Layanan Sistem Informasi
Berikut adalah manfaat Manajemen Layanan Sistem Informasi bagi Lingkungan Sekitar:
1.      Menambah kecepatan akses/aksesibilitas data yang tersaji tepat waktu dan akurat bagi para pengguna Manajemen Layanan Sistem Informasi tersebut tanpa adanya suatu perantara sistem informasi.
2.      Menjamin tersedianya keterampilan dan kualitas dalam memanfaatkan sistem informasi secara baik dan benar.
3.      Mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
4.      Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.   
Keunggulan dan Kelemahan EUC/EUD

Berikut ini ada beberapa kelebihan dari EUC, yaitu:
  1. Dapat menghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem informasi. Artinya dengan EUC, aplikasi yang dibutuhkan akan dapat diselesaikan dengan lebih cepat Karena dikembangkan sendiri oleh pemakai sistem. 
  2. Kebutuhan pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan sendiri oleh pemakai, tentunya dalam hal ini pemakai akan lebih mengerti atau memahami kebutuhan informasi sendiri bila dibandingkan dengan dikembangkan oleh pihak lain. 
  3. Menambah atau meningkatkan partisipasi aktif pemakai dalam proses pengembangan sistem nya sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem. 
  4. Dapat menambah kualitas pemahaman pemakai terhadap aplikasi yang dikembangkan serta teknologi yang digunakan dalam sistem.
     Selain memiliki beberapa keunggulan seperti di atas, pengembangan sistem informasi oleh pemakai (end user computing) juga memiliki kelemahan-kelemahan yang mesti mendapat perhatian pengembang sistem. Kelemahan-kelemahan itu adalah sebagai berikut:
  1. Karena pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, maka dalam hal ini pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai teknologi informasi (computer literacy) serta pemahaman tentang pengembangan sistem informasi. Dalam kenyataannya tidak semua pemakai (manajer) memiliki pemahaman yang dimaksud. 
  2. End user computing memiliki resiko dapat mengganggu bahkan merusak sistem informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem. Akibat dari ini misalnya saja dapat merusak data pada basis data perusahaan jika pemakai sistem melakukan operasi seperti update data yang salah. 
  3. End user computing pasti akan berhadapan dengan masalah kemampuan teknis pemakai sekaligus pengembang sistem. Maksudnya end user computing ini tidak akan efektif dan efisien jika pengembangnya adalah manajer perusahaan yang harus terlebih dahulu bahasa pemrograman computer untuk dapat membangun program aplikasi yang dibutuhkan. Paling tidak ini akan sangat membutuhkan waktu. Sebaliknya jika manajer sebagai pemakai dan pengembang sistem tidak dapat membuat program aplikasinya, maka penerapan EUC juga tidak akan efektif.

Penerapan End User Computing
Dibutuhkan pemahaman mengenai teknologi sistem informasi oleh pengembang yang akan melakukan pengembangan sistem sendiri. Jadi tidak akan efektif jika pengembang sistem tidak memiliki pemahaman tentang teknologi sistem informasi yang cukup, karena hal ini dipaksakan sudah bisa dipastikan tidak akan berhasil.
Beberapa tahap agar penerapan layanan Sistem Informasi berjalan efektif :
1. Tahap inisiasi (initiation)
Yaitu tahap dimana organisasi (perusahaan) mulai pertama kali mngenal teknologi informasi. Memang secara umum perusahaan yang ada sudah melewati masa ini, meskipun masih ada juga beberapa yang masih dalam proses tahapan inisiasi ini.
2. Tahap ketularan (contagion) 
Yaitu tahap dimana organisasi (perusahaan) sudah mulai banyak yang menggunakan teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini. Artinya aspek keuntungan (benefit) dan biaya (cost) benar-benar dikesampingkan tetapi hanya meniru beberapa perusahaan yang menjadi pesaing (competiter). 

3. Tahap kendali (control)
Pada tahap ini organisasi (perusahaan) sudah mulai selektif di dalam penggunaan teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan penggunaan teknologi informasi seperti pertimbangan untung rugi (cost & benefit). Artinya bila ada individu atau suatu unit di dalam organisasi (perusahaan) membutuhkan teknologi informasi, bagian pengadaan akan melakukan evaluasi dulu biaya yang dikeluarkan serta keuntungan yang nantinya akan didapat dengan penggunaan teknologi informasi.
 4. Tahap matang (mature)
Pada tahap ini organisasi (perusahaan) menggunakan teknologi informasi tidak hanya mempertimbangkan keuntungan (benefit) yang akan didapatkan serta berapa biaya (cost) yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing (competitive advantage).



Sumber :